May 12, 2011

Menggugat Tuhan 2

3. Tentang panggilan

Waktu aku join Komsel, ada yang bilang,"Aku berasal dari keluarga non kristen, tapi tiba tiba aku merasa terpanggil oleh Tuhan, dan aku minta orang tuaku mengantarku ke gereja. Sejak itu aku percaya." Which got me into thinking, benarkah ada panggilan? Atau itu indoktrinasi? Dia bersekolah di sekolah kristen/katolik. Selama bertahun-tahun ada pendidikan wajib agama kristen. Jadi mungkin juga 'panggilan' itu berasal dari brainwashing bukan?

Ada seorang teman religius yang berargumen bahwa itu benar sebuah panggilan. Karena dari sekian banyak anak-anak yang bersekolah di sekolah kristen, tidak semuanya terbrainwashed. Menurutku itu wajar saja, karena memang tidak semua karakter manusia itu sama. Ada yang restless dan mencari arti hidup atau memang lebih perseptif, ada juga yang lebih pragmatis, hidup hanya untuk survival. Yang penting makan enak tidur enak. Argumen ini tidak cukup kuat untuk mematahkan teori indoktrinasiku.

Bila memang benar ada 'panggilan' kristiani, mengapa hanya orang-orang yang terekspos dengan agama tertentu ini yang terpanggil? Mengapa para militan Taliban tidak merasa terpanggil? Atau mengapa anak-anak Rusia yang sejak kecil dilatih menjadi agen KGB juga tidak merasakan panggilan ini?

Lebih ekstrim lagi, anak yang dibesarkan di komunitas serigala misalnya, mengapa mereka tidak dipanggil?
Bukankah panggilan itu dari hati nurani, seharusnya tidak terikat oleh logika dan faktor-faktor eksternal lainnya? Aku yakin bahwa anak-anak Taliban, KGB, dll ini punya hati nurani, tetapi karena mereka diindoktrinasi oleh komunitas dimana mereka tumbuh, mereka mempunyai konsep kebenaran yang berbeda. Jadi pertanyaanku sekali lagi, mengapa panggilan yang seharusnya universal ini menjadi lebih tergantung dari faktor lingkungan, pendidikan dan geografis?

4. "Segala yang baik berasal dari Tuhan"

Menurut pak pendeta, manusia mempunya subconscience/alam bawah sadar yang delapan kali lebih kuat daripada kesadaran kita. Contoh manifestasinya, banyak orang gagal karena di alam bawah sadar mereka, mereka sudah memberi label diri bahwa mereka tidak akan sukses. Tidak peduli bagaimanapun kerasnya mereka berusaha, alam bawah sadar akan selalu menang.

Aku tidak percaya ini. Aku selalu percaya bahwa mind power dapat mengalahkan suara-suara miring dari dalam diri. Bahasa lainnya hipnotis diri. Yang kita perlukan adalah awareness. Misalnya saat kita marah, jika kita sadar/aware bahwa kemarahan itu merugikan diri kita sendiri, maka kita akan bisa memprogram otak dan kesadaran kita untuk let go kemarahan itu.

Pak pendeta memberi contoh, anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang selalu mengkritik akan mempunyai self image negatif tentang diri mereka (baca: alam bawah sadar yang negatif). Aku juga dibesarkan dalam keluarga yang komparatif dan tidak pernah puas. Jika menuruti teori pak pendeta, maka aku akan menjadi seseorang yang minder dan tidak percaya diri, mungkin bahkan gagal. Tetapi karena aku banyak membaca dan percaya pada mind power, aku bisa secara repetitif berkata pada diriku sendiri bahwa aku berharga dan aku berhasil. Memang butuh waktu untuk mencapai titik dimana aku berada sekarang. Tapi aku bisa dengan sangat yakin mematahkan teori bahwa alam sadar tidak mungkin mengalahkan alam bawah sadar. Ya memang ada saat-saatnya alam bawah sadar akan mengambil alih, tapi jika kita terus menerus melatih awareness pikiran kita, tidak ada yang mustahil.

Hubungannya Tuhan dengan alam bawah sadar?
Katanya jika kita menerima Tuhan dalam hidup kita, maka Tuhan akan mengubah alam bawah sadar kita dan itu akan memudahkan kita untuk melakukan segala sesuatu yang positif. Misalnya, bila seorang perokok menerima Tuhan dalam hatinya, subconsciencenya akan diubah sehingga ia bahkan tidak mempunya keinginan untuk merokok lagi. Tidak perlu ada mind struggle disini.

Kataku? Aku tidak percaya. titik. Ayah temanku seorang perokok berat selama puluhan tahun, bukan orang percaya, dan beliau bisa berhenti merokok dalam satu hari. Tidak perlu perubahan alam bawah sadar jika seseorang mempunyai awareness dan mind power yang kuat. Aku malahan merasa bahwa kepercayaan ini sebuah excuse (apa sih bahasa indonesianya)untuk orang-orang lemah yang butuh motivasi eksternal. Orang-orang yang tidak sanggup memotivasi dirinya sendiri dari dalam.

Aku terdengar makin keras? Ya. Dan gugatanku belum selesai.

No comments: